Berawal dari Adam dan Sakti yang memiliki band bernama "W.H.Y Gank" mengajak Duta ikut latihan band mereka untuk menjadi vokalis. Duta dipilih berbekal cerita Adam bahwa Adam dan Duta merupakan langganan pengisi acara 17 Agustus-an di komplek perumahan mereka, Duta menyanyi dan Adam bermain gitar akustik.
Berbicara mengenai "W.H.Y Gank" saat itu, Adam dan Sakti masih sering bertukar posisi sebagai bassist dan guitarist tergantung dari lagu yang mereka bawakan. Namun kebetulan band yang beranggotakan Adam, Sakti, Duta, dan seorang drummer bernama Agung ini belum sempat mencicipi panggung musik. Mereka baru sebatas latihan di studio, meng-cover version lagu band-band ternama, dan ikut audisi/seleksi untuk bisa tampil di sebuah acara.
Setahun berselang setelah "W.H.Y Gank" sempat vakum beberapa waktu, berkenalanlah mereka dengan Eross (yang nantinya menjadi lead guitar mereka). Mereka berempat kemudian memutuskan untuk memulai sebuah band baru, dan bertemulah mereka dengan Anton sang pemain drum yang dikenalkan oleh Eross pada saat latihan pertama band ini di studio. Setelah latihan pertama selesai inilah mereka memutuskan untuk menamakan band ini dengan nama "Sheilagank", dan menjadikan tanggal 6 Mei 1996 sebagai hari lahir mereka.
"Sheilagank" sempat malang melintang di pensi-pensi dan festival band SMA se-Jateng DIY selama kurang lebih 2 tahun, hingga pertengahan tahun 1998 akhirnya mereka mendapatkan "kontrak rekaman" pertama mereka dengan pihak label Sony Music Entertaintment Indonesia. Mereka kemudian merubah nama band mereka menjadi "Sheila On 7". Nama "Sheilagank" kemudian digunakan sebagai sebutan bagi pendengar setia karya-karya mereka.
"Sheila" sebenarnya diambil dari nama teman SMA Eross yang juga adalah teman SD Adam dan Duta. Alkisah, saat pertama Adam dan Eross berkenalan dulu, Adam memanggil Eross dengan panggilan "temannya Sheila ya ?!", dan Eross pun menjawab "kamu temannya Sheila juga ya ?!", sehingga nama tersebut seringkali disebut dalam perbincangan mereka. Sedangkan "On 7" maksudnya adalah "pada 7 nada yaitu do-re-mi-fa-sol-la-si". Sehingga nama "Sheila On 7" kira-kira artinya adalah teman-temannya "Sheila" yang memainkan 7 nada / memainkan musik.
Sheila On 7 sejak awal kiprahnya di kancah musik Indonesia telah menorehkan banyak sekali prestasi, diantaranya menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik sebanyak lebih dari satu juta copy, tiga album berturut-turut. Mereka juga memiliki pendengar-pendengar setia di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Namun di tahun 2004, mereka harus berpisah dengan Anton (drummer) dikarenakan perbedaan visi. Saat itu kemudian Brian masuk sebagai additional player mengisi posisi drummer yang ditinggalkan Anton. Brian tampil bersama Sheila On 7 di berbagai tour untuk promo album "Pejantan Tangguh". Album The Very Best of Sheila On 7 (2005) menjadi karir rekaman studio pertama Brian bersama Sheila On 7 sebagai additional player.
Pada tahun 2006, Sheila On 7 juga harus berpisah dengan Sakti karena ia mengundurkan diri di tengah-tengah proses rekaman album "507". Namun pada saat proses rekaman album "507" itu pulalah Sheila On 7 akhirnya mengangkat Brian menjadi drummer tetap Sheila On 7 hingga sekarang.
Sheila On 7 sekarang adalah Brian (drum), Eross (guitar), Duta (vocal), Adam (bass). Mereka punya nickname "B.E.D.A." Well, they are.. different
Sederhana Dalam Sikap Kaya Dalam Karya
Minggu, 08 Januari 2012
Minggu, 25 Desember 2011
Sheila on 7,is Back!!
Sedikit flashback tentang perjalanan karir bermusik mereka,Sheila on 7 tidak begitu saja dengan mudahnya meraih popularitas hingga bisa sampai pada titik ini.Band yang awalnya terdiri dari 5 anak muda asal kota Gudeg ini,mengawali karir bermusik mereka di belantika musik Indonesia dengan mengisi berbagai acara-acara musik di daerah DIY dan Jawa Tengah,hingga keikutsertaan mereka dalam acara band indie (ajang musikal) yang di adakan oleh salah satu radio di Yogyakarta.Lagu “KITA” yang di ikutkan dalam ajang tersebut berhasil meraih kesuksesan,hingga membuat mereka memberanikan diri mengirimkan demo lagu ke label Sony Music Indonesia.
Tahun 1999,akhirnya album debut mereka dengan judul yang di ambil dari nama band mereka berhasil di lempar ke pasaran dan meraih kesuksesan yang luar biasa.Album debut Sheila on 7 berhasil menyentuh angka satu juta kopi,sebuah pencapaian yang belum pernah di raih oleh band-band lain sebelum mereka.Selang setahun kemudian,Sheila on 7 kembali menelurkan album kedua mereka,yang lagi-lagi penjualan fisiknya menembus angka satu juta kopi,dan salah satu singlenya yang berjudul “Sephia” berhasil menjadi salah satu Hits di Indonesia saat itu.Penjualan album fisik mereka yg terus menerus fantasti membuat Sheila on 7 mendapat julukan “Million Copies Band“.
Walaupun secara berturut-turut 3 album Sheila on 7 berhasil menembus angka satu juta kopi,namun bukan berarti perjalanan karir bermusik Sheila on 7 berjalan mulus.Beberapa kali mereka mendapatkan ujian.Beberapa konser Sheila on 7 menelan korban jiwa,belum lagi penjualan album keempat Sheila on 7 yang tidak selaris album-album sebelumnya,dan puncaknya saat mereka harus kehilangan dua orang personelnya,yaitu Anton (Drum) dan Sakti (Gitar).
Meski beberapa kali di terpa kabar yang tidak sedap pasca ditinggal oleh Anton dan Sakti,Sheila on 7 masih belum habis.Mereka masih rutin menggelar konser di beberapa daerah,dan terbukti,di beberapa daerah konser mereka masih di padati penonton.Di tengah masa-masa sulit itu,Sheila on 7 masih terus mencoba bertahan dan terus berkarya di belantika musik Indonesia.Mereka lambat laun mulai menata kembali segala sesuatunya.Brian Kresna Putra pun di dapuk untuk menggantikan posisi Anton.Masuknya Brian,membuat Sheila on 7 seakan kembali menemukan jalur bermusiknya seperti dahulu kala.
Keraguan publik pun terbayarkan sudah,saat Sheila on 7 menelurkan album “507″ sebuah album pembuktian eksistensi Sheila on 7 setelah berhasil melewati masa-masa sulit.Kemudian disusul dengan album “Menentukan Arah” dua tahun kemudian.
Kini,di awal tahun 2011 Sheila on 7 hadir dengan album teranyar mereka yang bertitel “Berlayar”.Pemilihan kata “Berlayar” sebagai titel album,bukannya tanpa sebab.Berlayar di filosofikan sebagai bentuk perwujudan perjalanan karir Sheila on 7 yang tidak selamanya mulus,mereka harus melalui berbagai cobaan yang diibaratkan sebagai ombak dan badai.Album ini bukan saja bentuk eksistensi mereka,namun juga pembuka jalan bagi mereka untuk kembali pada kesuksesan terdahulu.Terbukti,baru beberapa bulan di luncurkan,album ini telah mendapatkan penghargaan platinum award.
Sheila on 7 is back!!!Mereka sudah siap kembali meraih kesuksesan,sudah siap kembali menelurkanm karya-karya emas mereka,sudah siap bersaing dengan band-band baru yang makin banyak bermunculan.Suatu saat Sheila on 7 akan kembali ke masa keemasannya.Entah besok,lusa,atau kapanpun itu,hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Sabtu, 10 Desember 2011
Sejarah GORONTALO
Sejarah Gorontalo
Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang.
Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :
• Pohala'a Gorontalo
• Pohala'a Limboto
• Pohala'a Suwawa
• Pohala'a Boalemo
• Pohala'a Atinggola
• Pohala'a Gorontalo
• Pohala'a Limboto
• Pohala'a Suwawa
• Pohala'a Boalemo
• Pohala'a Atinggola
Dengan hukum adat itu maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia. Antara agama dengan adat di Gorontalo menyatu dengan istilah "Adat bersendikan Syara' dan Syara' bersendikan Kitabullah".
Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal.
Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :
• Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi hulontalo.
• Berasal dari "Hua Lolontalango" yang artinya orang-orang Gowa yang berjalan lalu lalang.
• Berasal dari "Hulontalangi" yang artinya lebih mulia.
• Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
• Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang artinya tempat menunggu.
• Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
• Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air
Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :
• Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi hulontalo.
• Berasal dari "Hua Lolontalango" yang artinya orang-orang Gowa yang berjalan lalu lalang.
• Berasal dari "Hulontalangi" yang artinya lebih mulia.
• Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
• Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang artinya tempat menunggu.
• Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
• Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air
Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata "hulondalo" hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi Gorontalo.
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu
• Onder Afdeling Kwandang
• Onder Afdeling Boalemo
• Onder Afdeling Gorontalo
Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :
• Distrik Kwandang
• Distrik Limboto
• Distrik Bone
• Distrik Gorontalo
• Distrik Boalemo
Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :
• Afdeling Gorontalo
• Afdeling Boalemo
• Afdeling Buol
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk
. H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia.
Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.
Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat.
Selain Olongia sebagai penguasa tertinggi dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan seharihari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat (Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan berbagai persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut :
• Menetapkan adat dan hukum adat.• Mendampingi serta mengawasi pemerintah.
• Menggugat Raja.
• Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar lainnya.
Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama.
Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang berlandaskan kekuasaan rakyat atau demokrasi.
Sejarah Terbentuknya Provinsi
Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal da bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Dr. Ir. Nelson Pomalingo, MPd ditemani oleh Natsir Mooduto sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi Utara.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Propinsi Sulawesi Utara. Setahun kemudian tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik. Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat.
Selain Olongia sebagai penguasa tertinggi dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan seharihari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat (Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan berbagai persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut :
• Menetapkan adat dan hukum adat.• Mendampingi serta mengawasi pemerintah.
• Menggugat Raja.
• Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar lainnya.
Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama.
Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang berlandaskan kekuasaan rakyat atau demokrasi.
Sejarah Terbentuknya Provinsi
Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal da bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Dr. Ir. Nelson Pomalingo, MPd ditemani oleh Natsir Mooduto sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi Utara.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Propinsi Sulawesi Utara. Setahun kemudian tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik.
Rabu, 16 November 2011
Makna Agung kata 'Insya Allah'...Jangan Sembarangan Mengucapkannya
Dalam buku Asbabun Nuzul yang disusun oleh KH Q Shaleh dkk (1995) menukil riwayat mengenai asbabun nuzul (sebab turun) surah al-Kahfi ayat 23-24. "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut); 'Insya Allah'." (QS al-Kahfi [16]:23-24).
Suatu hari, kaum Quraisy mengutus an-Nadlr bin al-Harts dan Uqbah bin Abi Mu'ith menemui seorang pendeta Yahudi di Madinah untuk menanyakan kenabian Muhammad. Lalu, kedua utusan itu menceritakan segala hal yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perbuatan Muhammad.
Lalu, pendeta Yahudi berkata, "Tanyakanlah kepada Muhammad akan tiga hal. Jika dapat menjawabnya, ia Nabi yang diutus. Akan tetapi, jika tak dapat menjawabnya, ia hanyalah orang yang mengaku sebagai Nabi. Pertama, tanyakan tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada mereka. Kedua, tanyakan juga tentang seorang pengembara yang sampai ke Masyriq dan Maghrib dan apa yang terjadi padanya. Ketiga, tanyakan pula kepadanya tentang roh."
Pulanglah utusan itu kepada kaum Quraisy. Lalu, mereka berangkat menemui Rasulullah SAW dan menanyakan ketiga persoalan tersebut di atas. Rasulullah SAW bersabda, "Aku akan menjawab pertanyaan kalian besok." Rasul menyatakan itu tanpa disertai kalimat "insya Allah".
Rasulullah SAW menunggu-nunggu wahyu sampai 15 malam, namun Jibril tak kunjung datang. Orang-orang Makkah mulai mencemooh dan Rasulullah sendiri sangat sedih, gundah gulana, dan malu karena tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril membawa wahyu yang menegur Nabi SAW karena memastikan sesuatu pada esok hari tanpa mengucapkan "insya Allah". (QS al-Kahfi [18]:23-24).
Dalam kesempatan ini, Jibril juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yakni Ashabul Kahfi (18:9-26); seorang pengembara, yakni Dzulqarnain (18:83-101); dan perkara roh (17:85).
Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Kitab Jaami'ul Bayan menjelaskan, "Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah SAW agar jangan memastikan suatu perkara akan terjadi tanpa halangan apa pun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah SWT.
Sungguh agung makna kata "insya Allah" itu. Di dalamnya dikandung makna paling tidak empat hal. Pertama, manusia memiliki ketergantungan yang tinggi atas rencana dan ketentuan Allah (tauhid). Kedua, menghindari kesombongan karena kesuksesan yang dicapai (politik, kekayaan, keilmuan, dan status sosial.) Ketiga, menunjukkan ketawaduan (keterbatasan diri untuk melakukan sesuatu) di hadapan manusia dan Allah SWT. Keempat, bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.
Bagaimana jika kata "insya Allah" dijadikan tameng untuk memerdaya manusia atau dalih untuk melepaskan diri dari tanggung jawab? Sesungguhnya kita telah melakukan dua dosa. Pertama, menipu karena menggunakan zat-Nya. Kedua, kita telah menipu diri kita sendiri karena sesungguhnya kita enggan menepatinya, kecuali sekadar menjaga hubungan baik semata dengan rekan, kawan, atau relasi. Wallahu a'lam.
Suatu hari, kaum Quraisy mengutus an-Nadlr bin al-Harts dan Uqbah bin Abi Mu'ith menemui seorang pendeta Yahudi di Madinah untuk menanyakan kenabian Muhammad. Lalu, kedua utusan itu menceritakan segala hal yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perbuatan Muhammad.
Lalu, pendeta Yahudi berkata, "Tanyakanlah kepada Muhammad akan tiga hal. Jika dapat menjawabnya, ia Nabi yang diutus. Akan tetapi, jika tak dapat menjawabnya, ia hanyalah orang yang mengaku sebagai Nabi. Pertama, tanyakan tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada mereka. Kedua, tanyakan juga tentang seorang pengembara yang sampai ke Masyriq dan Maghrib dan apa yang terjadi padanya. Ketiga, tanyakan pula kepadanya tentang roh."
Pulanglah utusan itu kepada kaum Quraisy. Lalu, mereka berangkat menemui Rasulullah SAW dan menanyakan ketiga persoalan tersebut di atas. Rasulullah SAW bersabda, "Aku akan menjawab pertanyaan kalian besok." Rasul menyatakan itu tanpa disertai kalimat "insya Allah".
Rasulullah SAW menunggu-nunggu wahyu sampai 15 malam, namun Jibril tak kunjung datang. Orang-orang Makkah mulai mencemooh dan Rasulullah sendiri sangat sedih, gundah gulana, dan malu karena tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril membawa wahyu yang menegur Nabi SAW karena memastikan sesuatu pada esok hari tanpa mengucapkan "insya Allah". (QS al-Kahfi [18]:23-24).
Dalam kesempatan ini, Jibril juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yakni Ashabul Kahfi (18:9-26); seorang pengembara, yakni Dzulqarnain (18:83-101); dan perkara roh (17:85).
Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Kitab Jaami'ul Bayan menjelaskan, "Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah SAW agar jangan memastikan suatu perkara akan terjadi tanpa halangan apa pun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah SWT.
Sungguh agung makna kata "insya Allah" itu. Di dalamnya dikandung makna paling tidak empat hal. Pertama, manusia memiliki ketergantungan yang tinggi atas rencana dan ketentuan Allah (tauhid). Kedua, menghindari kesombongan karena kesuksesan yang dicapai (politik, kekayaan, keilmuan, dan status sosial.) Ketiga, menunjukkan ketawaduan (keterbatasan diri untuk melakukan sesuatu) di hadapan manusia dan Allah SWT. Keempat, bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.
Bagaimana jika kata "insya Allah" dijadikan tameng untuk memerdaya manusia atau dalih untuk melepaskan diri dari tanggung jawab? Sesungguhnya kita telah melakukan dua dosa. Pertama, menipu karena menggunakan zat-Nya. Kedua, kita telah menipu diri kita sendiri karena sesungguhnya kita enggan menepatinya, kecuali sekadar menjaga hubungan baik semata dengan rekan, kawan, atau relasi. Wallahu a'lam.
Sabtu, 20 Agustus 2011
Sheila Management
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
Peraturan Baru Fans Club dan
Merchandise Sheila On 7
Berikut adalah tata cara dan aturan-aturan atas segala hal yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung mengenai Fans Club dan Merchandise. Untuk melakukan kerja sama bersama kami, harap membaca dengan seksama tata cara dan aturan-aturan yang tertulis di bawah ini.
I. FANS CLUB
A. Tata cara untuk menjadi member SheilaGank
1. Mengisi formulir pendaftaran yang bisa didapatkan di Sheila Management, Base Camp SheilaGank di setiap kota, atau di www.sheilaon7.com dengan jelas, lengkap dan benar.
2. Menyiapkan foto berwarna 2x3 satu lembar dan dilampirkan pada formulir pendaftaran.
3. Melakukan pembayaran melalui Wessel Pos ke Po.Box 7007 Yogyakarta 55000 atau via transfer Bank BCA atas nama ABDUL ROHMAN No.Rek: 861-013-3666.
4. Mengirimkan formulir yang telah terisi ke Po.Box 7007 Yogyakarta 55000 atau via email ke sheilagank@sheilaon7.com dengan foto, serta foto copy bukti pembayaran terlampir.
5. Menjaga nama baik SheilaGank dan Sheila on 7.
B. Tata cara untuk mendirikan Base Camp SheilaGank koordinator kota.
1. Memiliki anggota terdaftar member Fans Club SheilaGank dengan masa berlaku “aktif” sejumlah minimal 40 member.
2. Membuat surat permohonan dan melampirkan data berupa “nama” dan “nomor KTA” yang akan menjadi anggota Base Camp tersebut.
3. Mengirimkan draft susunan struktur kepengurusan Base Camp SheilaGank koordinator kota ke management Sheila On 7 atau via email ke sheilagank@sheilaon7.com.
4. Untuk Peresmian Base Camp tidak harus di resmikan langsung oleh pihak managemet atau artist Sheila on 7.
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
5. Base Camp dianggap sudah resmi setelah memenuhi seluruh kriteria diatas dan setelah menerima sertifikat dari managemet Sheila on 7.
C. Untuk setiap Base Camp yang sudah resmi
1. Mengirimkan draft susunan struktur kepengurusan. Jika terjadi restrukturisasi, harap mengirimkan susunan kepengurusan terbaru.
2. Setiap Base Camp diharap dapat berkerja sama untuk memberi pegertian “perlunya” menjadi member SheilaGank official guna pendataan SheilaGank di tiap BaseCamp.
3. Setiap akan merancang suatu kegiatan/ acara harap konfirmasi terlebih dahulu ke pihak Fans Club dan mengirimkan rancangan kegiatan/ acara minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan acara.
4. Menjaga nama baik Base Camp dan nama baik Sheila on 7.
II. MERCHANDISE
A. Tata cara bagi setiap Base Camp SheilaGank yang ingin memproduksi barang untuk keseragaman, harap memperhatikan point-point dibawah ini.
1. Sebelum produksi harap konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak Merchandise tentang bahan baku dan design.
2. Dalam design tersebut harus tertera identitas Base Camp SheilaGank yang memproduksi secara jelas.
3. Jika menggunakan Logo dari “Sheila on 7” atau tulisan “SheilaGank”, dalam design harus jadi satu area/ plot dengan identitas Base Camp SheilaGank yang memproduksi.
4. Mencantumkan label “Original Merchandise” di setiap barang yang di produksi (label akan diberikan oleh pihak merchandise dengan “mengganti” uang produksi).
5. Produksi barang di lakukan setelah mendapat ijin dari pihak Merchandise.
6. Mengirimkan kwitansi produksi barang ke pihak Merchandise melalui Fax ke +62-0274 883507 atau via email ke info@sheilaon7.com.
7. Barang “tidak dijual”, melainkan setiap SheilaGank mengganti ongkos produksi atau sesuai kesepakatan dari masing-masing Base Camp (kesepakatan harus konfirmasi ke pihak Fans Club).
8. Jika ada Base Camp SheilaGank yang melanggar point-point di atas akan di kenakan sanksi berupa “membeli” label Original Merchandise sejumlah barang yang telah di produksi dan menempelkan pada
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
masing-masing barang yang telah di produksi serta membuat surat pernyataan bersalah yang nantinya akan kami tampilkan pada website Sheila on 7.
B. Tata cara bagi setiap Base Camp SheilaGank atau personal yang ingin memproduksi barang untuk keperluan dagang, harap memperhatikan point-point dibawah ini.
1. Sebelum produksi harap konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak Merchandise tentang bahan baku dan design.
2. Jika personal, “wajib” sudah menjadi SheilaGank dengan keanggotaan aktif serta melakukan konfirmasi dan berkoordinasi dengan Base Camp SheilaGank setempat (jika ada).
3. Dalam design tersebut “boleh” tertera logo Sheila on 7 atau SheilaGank (bersifat nasional) tanpa harus tertera indentitas Base Camp dari SheilaGank yang bersangkutan.
4. Mencantumkan label “Original Merchandise” di setiap barang yang di produksi (label di dapat dengan cara “membeli” dari pihak Merchandise seharga 15% dari harga produksi setiap barang sebagai bentuk royalti penjualan yang menggunakan nama-nama dan logo-logo dari Sheila on 7).
5. Setiap barang yang di produksi harus titip jual di Merchandise dengan kuota 40 barang, dimana Management akan mendapat konsinyasi 10% dari harga jual di setiap barang yang terjual (ongkos kirim di tanggung oleh pengirim barang).
6. Harga jual umum harus sama dengan atau lebih (tidak boleh kurang) dari harga jual di Merchandise.
7. Produksi barang dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak Merchandise.
8. Mengirimkan kwitansi produksi barang ke pihak Merchandise melalui Fax ke +62-0274 883507 atau via email ke info@sheilaon7.com.
9. Jika setelah 3 bulan barang masih tersisa di Merchandise, maka barang akan di kembalikan (ongkos kirim ditanggung penerima barang) atau barang akan ikut bazar dengan harga di sesuaikan (sesuai kesepakatan).
10. Jika melanggar dari point-point diatas, maka akan dikenakan sanksi berupa:
- membuat surat pernyataan bersalah yang nantinya akan kami tampilkan pada website Sheila on 7.
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
- Jika barang belum ada label, maka “membeli” label Original Merchandise sejumlah barang yang telah di produksi dan menempelkan pada masing-masing barang yang telah di produksi.
- membayar ke Management seharga setara dengan harga jual 100 barang yang di produksi.
Demikian tata cara dan aturan-aturan dari kami yang akan mulai diberlakukan dari tanggal “23 Februari 2010”. Tata cara dan aturan-aturan ini bersifat selamanya dan masih dapat berubah sewaktu-waktu. Besar harapan dari kami bahwa nantinya program dan kinerja dari kita semua akan berjalan lebih baik guna membesarkan Sheila on 7 dan SheilaGank sampai akhir nanti. Atas pengertian dan dukungan dari teman-teman SheilaGank seluruhnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 23 februari 2010 Selaku Koordinator Fans Club Selaku Koordinator Merchandise Abdul Rochman Herlambang R
Mengetahui,
General Manager
Adam Muhammad Subarkah
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
Peraturan Baru Fans Club dan
Merchandise Sheila On 7
Berikut adalah tata cara dan aturan-aturan atas segala hal yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung mengenai Fans Club dan Merchandise. Untuk melakukan kerja sama bersama kami, harap membaca dengan seksama tata cara dan aturan-aturan yang tertulis di bawah ini.
I. FANS CLUB
A. Tata cara untuk menjadi member SheilaGank
1. Mengisi formulir pendaftaran yang bisa didapatkan di Sheila Management, Base Camp SheilaGank di setiap kota, atau di www.sheilaon7.com dengan jelas, lengkap dan benar.
2. Menyiapkan foto berwarna 2x3 satu lembar dan dilampirkan pada formulir pendaftaran.
3. Melakukan pembayaran melalui Wessel Pos ke Po.Box 7007 Yogyakarta 55000 atau via transfer Bank BCA atas nama ABDUL ROHMAN No.Rek: 861-013-3666.
4. Mengirimkan formulir yang telah terisi ke Po.Box 7007 Yogyakarta 55000 atau via email ke sheilagank@sheilaon7.com dengan foto, serta foto copy bukti pembayaran terlampir.
5. Menjaga nama baik SheilaGank dan Sheila on 7.
B. Tata cara untuk mendirikan Base Camp SheilaGank koordinator kota.
1. Memiliki anggota terdaftar member Fans Club SheilaGank dengan masa berlaku “aktif” sejumlah minimal 40 member.
2. Membuat surat permohonan dan melampirkan data berupa “nama” dan “nomor KTA” yang akan menjadi anggota Base Camp tersebut.
3. Mengirimkan draft susunan struktur kepengurusan Base Camp SheilaGank koordinator kota ke management Sheila On 7 atau via email ke sheilagank@sheilaon7.com.
4. Untuk Peresmian Base Camp tidak harus di resmikan langsung oleh pihak managemet atau artist Sheila on 7.
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
5. Base Camp dianggap sudah resmi setelah memenuhi seluruh kriteria diatas dan setelah menerima sertifikat dari managemet Sheila on 7.
C. Untuk setiap Base Camp yang sudah resmi
1. Mengirimkan draft susunan struktur kepengurusan. Jika terjadi restrukturisasi, harap mengirimkan susunan kepengurusan terbaru.
2. Setiap Base Camp diharap dapat berkerja sama untuk memberi pegertian “perlunya” menjadi member SheilaGank official guna pendataan SheilaGank di tiap BaseCamp.
3. Setiap akan merancang suatu kegiatan/ acara harap konfirmasi terlebih dahulu ke pihak Fans Club dan mengirimkan rancangan kegiatan/ acara minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan acara.
4. Menjaga nama baik Base Camp dan nama baik Sheila on 7.
II. MERCHANDISE
A. Tata cara bagi setiap Base Camp SheilaGank yang ingin memproduksi barang untuk keseragaman, harap memperhatikan point-point dibawah ini.
1. Sebelum produksi harap konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak Merchandise tentang bahan baku dan design.
2. Dalam design tersebut harus tertera identitas Base Camp SheilaGank yang memproduksi secara jelas.
3. Jika menggunakan Logo dari “Sheila on 7” atau tulisan “SheilaGank”, dalam design harus jadi satu area/ plot dengan identitas Base Camp SheilaGank yang memproduksi.
4. Mencantumkan label “Original Merchandise” di setiap barang yang di produksi (label akan diberikan oleh pihak merchandise dengan “mengganti” uang produksi).
5. Produksi barang di lakukan setelah mendapat ijin dari pihak Merchandise.
6. Mengirimkan kwitansi produksi barang ke pihak Merchandise melalui Fax ke +62-0274 883507 atau via email ke info@sheilaon7.com.
7. Barang “tidak dijual”, melainkan setiap SheilaGank mengganti ongkos produksi atau sesuai kesepakatan dari masing-masing Base Camp (kesepakatan harus konfirmasi ke pihak Fans Club).
8. Jika ada Base Camp SheilaGank yang melanggar point-point di atas akan di kenakan sanksi berupa “membeli” label Original Merchandise sejumlah barang yang telah di produksi dan menempelkan pada
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
masing-masing barang yang telah di produksi serta membuat surat pernyataan bersalah yang nantinya akan kami tampilkan pada website Sheila on 7.
B. Tata cara bagi setiap Base Camp SheilaGank atau personal yang ingin memproduksi barang untuk keperluan dagang, harap memperhatikan point-point dibawah ini.
1. Sebelum produksi harap konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak Merchandise tentang bahan baku dan design.
2. Jika personal, “wajib” sudah menjadi SheilaGank dengan keanggotaan aktif serta melakukan konfirmasi dan berkoordinasi dengan Base Camp SheilaGank setempat (jika ada).
3. Dalam design tersebut “boleh” tertera logo Sheila on 7 atau SheilaGank (bersifat nasional) tanpa harus tertera indentitas Base Camp dari SheilaGank yang bersangkutan.
4. Mencantumkan label “Original Merchandise” di setiap barang yang di produksi (label di dapat dengan cara “membeli” dari pihak Merchandise seharga 15% dari harga produksi setiap barang sebagai bentuk royalti penjualan yang menggunakan nama-nama dan logo-logo dari Sheila on 7).
5. Setiap barang yang di produksi harus titip jual di Merchandise dengan kuota 40 barang, dimana Management akan mendapat konsinyasi 10% dari harga jual di setiap barang yang terjual (ongkos kirim di tanggung oleh pengirim barang).
6. Harga jual umum harus sama dengan atau lebih (tidak boleh kurang) dari harga jual di Merchandise.
7. Produksi barang dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak Merchandise.
8. Mengirimkan kwitansi produksi barang ke pihak Merchandise melalui Fax ke +62-0274 883507 atau via email ke info@sheilaon7.com.
9. Jika setelah 3 bulan barang masih tersisa di Merchandise, maka barang akan di kembalikan (ongkos kirim ditanggung penerima barang) atau barang akan ikut bazar dengan harga di sesuaikan (sesuai kesepakatan).
10. Jika melanggar dari point-point diatas, maka akan dikenakan sanksi berupa:
- membuat surat pernyataan bersalah yang nantinya akan kami tampilkan pada website Sheila on 7.
Sheila Management
Jl. Rajawali Raya 9A Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta 55283 INDONESIA
website/Email : www.sheilaon7.com/info@shailaon7.com/sheilgank@sheilaon7.com
Phones/facs : +62-274-883 507
SMS : +62-274-700 5000
- Jika barang belum ada label, maka “membeli” label Original Merchandise sejumlah barang yang telah di produksi dan menempelkan pada masing-masing barang yang telah di produksi.
- membayar ke Management seharga setara dengan harga jual 100 barang yang di produksi.
Demikian tata cara dan aturan-aturan dari kami yang akan mulai diberlakukan dari tanggal “23 Februari 2010”. Tata cara dan aturan-aturan ini bersifat selamanya dan masih dapat berubah sewaktu-waktu. Besar harapan dari kami bahwa nantinya program dan kinerja dari kita semua akan berjalan lebih baik guna membesarkan Sheila on 7 dan SheilaGank sampai akhir nanti. Atas pengertian dan dukungan dari teman-teman SheilaGank seluruhnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Yogyakarta, 23 februari 2010 Selaku Koordinator Fans Club Selaku Koordinator Merchandise Abdul Rochman Herlambang R
Mengetahui,
General Manager
Adam Muhammad Subarkah
Rabu, 17 Agustus 2011
Fakta Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945
Menjelang Kemerdekaan
- Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”, berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
- Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
- Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
- Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang (sic).
- Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
- Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
- Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
- Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
- Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana –yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka –yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
Perjuangan Menjelang Kemerdekaan
- Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
- Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti “transfer of power”. Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
- Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Fakta Detik-detik Proklamasi
- Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
- Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
- Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
- Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
- Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia ( Hatta, 1970:53 ).
- Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.
- Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.
- Marwati Djoened Poesponegoro ( 1984:92-94 ) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi.
- “Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
- Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.
- Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu“. ( Koesnodiprojo, 1951 ).
- Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.
- Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.
- Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!
- Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi ( 1984:77 ) mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.
- Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” Sudahkah ?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar ( saat itu belum ada rol film ). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada 3 ( tiga ) ; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah
- Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
- Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
- Banyak orang -ya paling tidak saya- berpikir bahwa suara Bung Karno membacakan proklamasi itu mengudara juga di radio pada hari yang sama saat Indonesia merdeka. Ternyata bukan begitu ceritanya. Jumat, 17 Agustus 1945, sekitar jam 17:30 WIB. Saat itu Pak Jusuf sedang berada di kantornya, Hoso Kyoku (Radio Militer Jepang di Jakarta). Tiba-tiba muncullah Syahruddin, seorang pewarta dari kantor berita Jepang Domei dengan tergesa-gesa. (Catatan: Pak Jusuf sempat meralat kebenaran berita bahwa yang datang itu adalah sejarawan Des Alwi). Syahruddin yang masuk ke kantor Hoso Kyoku dengan melompati pagar itu menyerahkan selembar kertas dari Adam Malik yang isinya “Harap berita terlampir disiarkan”. Berita yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi yang telah dibacakan Bung Karno jam 10 pagi. Masalahnya, semua studio radio Hoso Kyoku sudah di jaga ketat sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh Amerika. Jusuf kemudian berunding dengan rekan-rekannya, diantaranya Bachtiar Lubis (kakak dari Sastrawan dan tokoh pers Indonesia Mochtar Lubis) dan Joe Saragih, seorang teknisi radio. Beruntung, studio siaran luar negeri tidak dijaga. Saat itu juga dengan bantuan Joe, kabel di studio siaran dalam negeri di lepas dan disambungkan ke studio siaran luar negeri. Tepat pukul 19:00 WIB selama kurang lebh 15 menit Jusuf pun membacakan kabar tentang proklamasi di udara, sementara di studio siaran dalam negeri tetap berlangsung siaran seperti biasa untuk mengecoh perhatian tentang Jepang. Belakangan tentara Jepang mengetahui akal bulus Jusuf dan kawan-kawannya. Mereka pun sempat disiksa. Beruntung mereka selamat. Malam itu pun radio Hoso Kyoku resmi dinyatakan bubar, tetapi dunia saat itu juga sudah mengetahui kabar tentang proklamasi langsung dari mulut Jusuf Ronodipuro. Sayang rekaman suara ini tidak diketahui lagi keberadaannya, atau jangan-jangan sudah tidak ada mengingat malam itu juga radio tersebut ditutup oleh Jepang.
- Momentum perayaan Hari Kemerdekaan pada tahun ini ternyata istimewa. Itu karena detik-detik proklamasi pada tahun 1945 juga bertepatan dengan bulan Ramadan.
- Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Pating greges, keluh Bung Karno setelah dibangunkan de Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. masih meriang.
- Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!
Kamis, 28 Juli 2011
Imajinasi Vs Ralitas Dijadikan Karya Seni
Ben Heine adalah seorang ilustrator, karikatur, pelukis dan fotografer yang telah menciptakan karya indah ini. Seniman ini lahir di Abidjan, Pantai Gading dan ia warga negara Norwegia. dia belajar seni grafis dan patung serta ia bergelar dalam bidang jurnalisme. Karya ini berjudul "Menggambar Vs Fotografi" atau "Imajinasi Vs Realitas". dan beberapa karya di bawah ini menjadi sebuah tanda tanya. Tentang gambar mata satu, papan catur, kucing bermata empat, tangga ke langit, ruangan kubus kotak catur, tower gedung, gambar smile. dan semua gambar ini lucu namun kuat menyusup ke alam bawah sadar.
Langganan:
Postingan (Atom)